Dunia cyber (cyberspace) atau sering kita kenal dengan sebutan dunia maya, terbentuk seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang. Cyberspace berasal dari kata latin Kubernan yang artinya menguasai atau menjangkau. Sedangkan kata Cyberspace pertama kali digunakan oleh William Gibson dalam novel fantasi ilmiahnya pada tahun 1984. Dalam novelnya, istilah ini merujuk kepada sebuah ‘halunisasi konsensual’ yang diciptakan dalam matrik tebal dari jaringan komputer. Gibson membayangkan sebuah dunia di mana masyarakat secara langsung dapat memperbaiki kecemasan atau kegelisahannya ke dalam jaringan komputer, dan ini akan meningkatkan koneksitas keintiman antara pikiran dengan tubuhnya. Dunia cyber ini tidak akan pernah ada jika penemuan akan komputer dan internet tidak terjadi.
Dunia cyber terus berkembang, hal ini ditunjang oleh aplikasi-aplikasi pada komputer yang dibuat manusia untuk melakukan hubungan dan komunikasi melalui Internet. Namun dengan kemajuannya ini banyak celah bagi orang tertentu untuk memanfaatkan dunia cyber dalam segi negatif atau bisa kita sebut sebagai kejahatan (cybercrime). Kejahatan yang ditemukan dalam dunia cyber ini menggunakan prosedur teknologi telematika yang sukar dilihat dengan mata sesaat, bahkan untuk dibuktikan kecuali dengan kemampuan dan pembuktian ilmiah. Berdasarkan survey AC Nielsen 2001, Indonesia ternyata menempati possi keenam terbesar didunia atau keempat di Asia dalam tindak kejahatan Internet (Heru Sutadi; kompas).
Beberapa kejadian diantaranya yaitu pembajakan atau penggunaan account milik orang lain, pembajakan situs web, penyebaran virus oleh para hacker (pembuat virus), dan bahkan saat ini timbul kasus kriminalitas pemerkosaan yang disebabkan oleh dunia cyber. Dampak negatif dunia cyber ini juga dengan maraknya situs-situs asusila yang harusnya tidak bisa diakses oleh sembarangan orang mengingat para pengguna dunia cyber adalah masyarakat yang heterogen banyak anak-anak dibawah umur yang tak pantas untuk melihatnya.
Beberapa kejadian diantaranya yaitu pembajakan atau penggunaan account milik orang lain, pembajakan situs web, penyebaran virus oleh para hacker (pembuat virus), dan bahkan saat ini timbul kasus kriminalitas pemerkosaan yang disebabkan oleh dunia cyber. Dampak negatif dunia cyber ini juga dengan maraknya situs-situs asusila yang harusnya tidak bisa diakses oleh sembarangan orang mengingat para pengguna dunia cyber adalah masyarakat yang heterogen banyak anak-anak dibawah umur yang tak pantas untuk melihatnya.
Masyarakat pengguna dunia cyber akan ikut merasakan perubahan yang signifikan, “yang dekat menjadi jauh dan yang jauh menjadi dekat” pernyataan tersebut sepertinya sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana kondisi penggunanya saat ini. Biasanya seseorang akan lupa dengan lingkungan di sekitarnya ketika sedang asik beraktifitas di dunia cyber. Para pengguna jejaring sosial lebih menyukai berbagi ceritanya melalui status yang ditulis dan di sebarkan melalui wall daripada bercerita langsung dengan teman yang ada disampingnya. Masyarakat yang pada awalnya selalu melakukan interaksi sosial dengan orang disekitarnya kini cenderung menjadi masyarakat yang individualitas sibuk dengan urusannya masing-masing.
Hal ini menjadikannya untuk mengabaikan kehidupan sosialnya. Kecanduan akan penggunaan dunia cyber juga sering terjadi, seseorang akan merasa tidak lengkap jika satu hari saja atau satu jam saja tidak membuat statusnya di jejrang sosial begitu pula games online. Dunia cyber juga membuat prilaku aneh pada seseorang, banyak dari mereka yang berteman di jejaring sosial, blog dan media online lainnya namun pada kehidupan nyatanya mereka tidak mengenal sama sekali.
Hal ini menjadikannya untuk mengabaikan kehidupan sosialnya. Kecanduan akan penggunaan dunia cyber juga sering terjadi, seseorang akan merasa tidak lengkap jika satu hari saja atau satu jam saja tidak membuat statusnya di jejrang sosial begitu pula games online. Dunia cyber juga membuat prilaku aneh pada seseorang, banyak dari mereka yang berteman di jejaring sosial, blog dan media online lainnya namun pada kehidupan nyatanya mereka tidak mengenal sama sekali.
Dengan muncunya dunia cyber tentunya tidak hanya dampak negatif saja yang akan dirasakan penggunanaya namun banyak juga manfaat positifnya, tergantung seseorang memanfaatkannya untuk tujuan baik atau malah sebaliknya. Sehingga selektif dalam memilih penggunaan media dalam dunia cyber harus dilakukan, apalagi untuk anak dibawah umur harus ada pemantauan gunakan layanan security (keamanan) agar tidak dapat menyentuh situs-situs yang tidak pantas mereka buka. Untuk tidak terjadi kecanduan pada dunia cyber gunakan fasilitas seperlunya dengan kata lain tidak berlebihan, ambil manfaat positifnya dan hindari negatifnya. Dan yang lebih penting adalah sebagai pengguna kita tidak boleh terlibat dalam kejahatan dunia cyber (cybercrime).