Hari pendidikan nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei, merupakan hari dimana lahirnya bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara. Atas jasa beliaulah masyarakat Indonesia dapat merasakan bangku penddikan sehingga tanggal lahirnya dijadikan hari bersejarah untuk menghargai jasa-jasanya. Pendidikan sendiri merupakan salah satu faktor pendorong yang kuat untuk membangun negeri ini. Kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemendikmud) adalah penanggung jawab atas kelangsungan pendidikan di Indonesia.
Kasuss pendidikan yang menjadi sorotan baru-baru ini adalah ujian nasional (UN) yang menjadi tolak ukur kelulusan siswa. Namun seperti yang kita tahu kegagalan UN baik dari prasarana maupun ketidakmerataan fasilitas tahun ini sangatlah menghawatirkan.
UN yang dilaksanakan 15 April lalu, berlangsung secara tidak serempak karena pendistribusian soal-soal ujian ke berbagai daerah luar Pulau Jawa mengalami keterlambatan. Bukan hanya itu kualitas kertas dan hasil cetakan juga sangat buruk dengan ditemukannya cacat pada lembar soal. Selain fasilitas, masalah juga terdapat pada teknis pelaksanaan ujian, tak sedikit siswa yang salah mengisi soal karena lembar jawaban yang tertukar bukan pada tempatnya.
Kemendikbud sebagai penanggung jawab pendidikan, harusnya dapat lebih optimal mempersiapkan pendidikan di Indonesia agar hal yang sama tidak terulang kembali di tahun yang akan datang. Apalagi ketika menghadapi UN yang tentunya merupakan penentu lulus atau tidaknya seorang siwa. Bukan hanya UN namun tentunya diharapkan masalah-masalah pendidikan lainnya dapat ditangani dengan jelas dan sigap sehingga rakyat Indonesia dapat mendapatkan pendidikan yang layak dengan fasilitas dan prasarana yang memadai.
Bukan hanya itu, pendidikan di tingkat perguruan tinggipun mengalami masalah. Baru-baru ini beasiswa bidikmisi yang ditujukan untuk siswa yang tidak mampu secara ekonomi namun berprestasi di bidang akademik mengalami penyendatan dana untuk beberapa bulan. Hal ini tentu sangat dihawatirkan mengingat dana hidup setiap mahasiswa tidak kunjung cair tanpa alasan yang jelas. Bukannya meringankan beban pada mahasiswa dengan didanai sekolahnya namun malah menambah fikiran yang ujung-ujungnya akan sangat mengganggu proses belajar mereka karena kehawatiran yang tak kunjung selesai.
Sesuai dengn semangat Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan hak rakyat untuk dapat mengenyam pendidikan. Pemerintah saat ini hanya merupakan fasislitas untuk mewujudkan pemerataan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Harapan mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan tidak dipersulit tentunya menjadi keinginan setiap warga negara.Pentingnya pendidikan bagi setiap warga negara merupakan persoalan pentingyang harus diperhatikan oleh pemerintah.
No comments:
Post a Comment